Banyuwangi – jurnaltimes.com
Mega Proyek Pembangunan Kampung Nelayan Modern (KALAMO), yang menyedot anggaran negara sekitar 22 Milyar Rupiah. sudah mendekati kenyataan terpantau beberapa kali kunjungan dari kementrian kelautan dan perikanan pusat dari Dirjen hasil tangkap dan para pejabat kelas elit mulai dari pusat hingga kabupaten.
Salah satu tokoh masyarakat pak enik yang juga menggantungkan hidup dari membuka warung di plengsengan pantai ancol menyampaikan bahwa dirinya bersyukur dengan adanya mega proyek tersebut, akan tetapi kami masih resah jika saat proyek berjalan kami para pedagang mau direlokasi dimana, sedangkan kami menggantungkan hidup dari warung.
“Yaitu mz sampai sekarang pemerintah kabupaten Banyuwangi belum memberikan solusi relokasi kepada kami jika nanti proyek berjalan, kami menggantungkan hidup dari jualan mz” Ungkap pak enik salah satu pedagang
Saya berharap adanya solusi yang solutip relokasi untuk para pedagang di plengsengan pantai ancol saat nanti proyek berjalan agar kami tetap bisa melanjutkan hidup dengan membuka warung. Imbuh pak enik
Sedangkan Proyek Kampung Nelayan Modern (KALAMO) harus sudah ada faktor pendukung terdiri dari Koperasi Nelayan, Poklahsar, pokmaswas.
untuk koperasi nelayanateng sudah terbentuk, sedangkan poklahsar sendiri menurut keterangan dari Lurah Lateng ada tiga poklahsar yang sudah ditanda tangani yang nantinya diajukan ke Dinas kementrian Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi dan sampai saat ini belum ada Kejelasan SK poklahsar dari Dinas Perikanan Kabupaten Banyuwangi
Boby Tri Setya H.