Dilihat: 5x

Sampang – jurnalpolisi.id

Proses tambal sulam (tamsul) jalan raya nasional yang berlangsung di Malam hari di wilayah Desa Batioh, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang akhir akhir ini menjadi sorotan masyarakat. Meski pengerjaan terbilang cepat, warga setempat mulai mempertanyakan sejauh mana ketahanan perbaikan tersebut dalam jangka panjang.

Dari pantauan Media di lapangan, proses tambal sulam dilakukan dalam waktu singkat sekitar 15 menit untuk perbaikan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengguna jalan, terutama pengendara roda dua dan roda empat yang setiap hari melintasi jalur tersebut.

“Cepat betul, 15 menit selesai. Tapi kuat atau tidaknya kita belum tahu. Jangan-jangan sebentar lagi rusak lagi, apalagi kalau sudah musim hujan,” ujar Dedi, salah seorang sopir truk yang kerap melintasi jalur tersebut.

Sejumlah warga lain mengungkapkan kekesalan jika perbaikan ini hanya dilakukan sebagai solusi sementara yang tidak menyentuh akar permasalahan jalan rusak, seperti kualitas aspal dan struktur dasar jalan.

Ayatono, seorang aktivis Pantura, menegaskan bahwa perbaikan jalan nasional harus dilakukan sesuai prosedur yang benar dan bukan sekadar formalitas untuk menyerap anggaran.

“Kami minta pekerjaan ini diawasi dengan serius. Jangan hanya ditambal di permukaan tapi bawahnya tetap rapuh. Kalau memang butuh perbaikan total, lebih baik sekalian saja. Masyarakat jangan dijadikan korban terus,” tegasnya.

juga meminta Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah Jawa Timur atau instansi terkait untuk terbuka mengenai jenis material yang digunakan, metode pengerjaan, serta durasi ketahanan tambalan berdasarkan standar teknis.lanjut

Ayat juga meminta berharap adanya transparansi, pengawasan, dan audit teknis agar pengerjaan tambal sulam ini tidak menjadi ladang permainan proyek, tetapi benar-benar dirasakan manfaatnya oleh pengguna jalan.ucanya(Ayat Tono)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *