Padangsidimpuan, jurnalpolisi.id
Hujan deras yang mengguyur Kota Padangsidimpuan sejak Kamis (13/3) malam hingga Jumat (14/3) pagi menyebabkan banjir di sejumlah wilayah.
Hujan dengan intensitas tinggi yang turun sejak pukul 19.30 WIB, atau setelah waktu berbuka puasa, membuat Sungai Batang Ayumi meluap dan merendam pemukiman warga.
Akibatnya, ratusan rumah tergenang air, bahkan di beberapa titik ketinggian air mencapai satu meter. Banyak warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman, sementara longsor juga terjadi di beberapa titik.
Banjir paling parah terjadi di sekitar Sungai Batang Ayumi, khususnya di Kecamatan Padangsidimpuan Selatan yang meliputi Kelurahan Kantin, Aek Tampang, Silandit, dan Padang Matinggi.
Di Kecamatan Padangsidimpuan Utara, banjir juga merendam Kelurahan Tano Bato, Kelurahan Tobat, Sadabuan, dan Batang Ayumi Julu.
Sementara itu, di Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara, Desa Goti menjadi wilayah terdampak. Adapun di Kecamatan Batu Nadua, banjir terjadi di Kelurahan Batu Nadua Julu dan Batu Nadua Jae.
Hingga saat ini, Pemerintah Kota Padangsidimpuan masih melakukan pendataan jumlah korban serta rumah yang terdampak.
Berdasarkan laporan sementara, banjir ini menjadi yang terparah sejak tahun 2017, dengan lima korban jiwa dan lebih dari 400 warga harus mengungsi.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Padangsidimpuan, Harnovil Harun ST, menyatakan bahwa ada 10 titik banjir yang saat ini masih dalam proses evakuasi dan pendataan.
“Ada 10 titik lokasi banjir. Saat ini, petugas sudah diterjunkan untuk membantu evakuasi warga serta melakukan pendataan kerusakan,” kata Harnovil.
Wakil Wali Kota Padangsidimpuan, Harry Pahlevi, yang meninjau lokasi bersama Forkopimda Plus, menyebut bahwa status siaga atau darurat masih dalam tahap evaluasi.
“Malam ini terjadi bencana di beberapa titik Kota Padangsidimpuan. Kami sudah meninjau langsung bersama Forkopimda Plus, dan proses identifikasi masih berlangsung hingga pagi. Kami mengimbau warga untuk tetap waspada karena curah hujan masih tinggi,” ujar Harry.
Sementara itu, Ketua DPRD Padangsidimpuan, Sri Fitrah Munawaroh Nasution, mengimbau warga untuk menghindari daerah rawan banjir serta mendesak pemerintah agar segera menetapkan status bencana.
“Kami mengimbau warga untuk menjauhi daerah rawan banjir. Selain itu, kami berharap pemerintah segera mengambil langkah cepat dalam menetapkan status bencana dan memberikan bantuan kepada warga terdampak,” tegasnya.
Wali Kota Padangsidimpuan, H. Letnan Dalimunthe, SKM, M.Kes, yang saat kejadian masih berada di luar kota, menyampaikan tanggapannya melalui video call.
“Kejadian ini adalah ujian dari Allah SWT. Yang terpenting, kita harus bersatu dalam menghadapi musibah ini dan mengambil langkah konkret untuk penanganan ke depan. Kota Padangsidimpuan memang sudah sering mengalami banjir, dan ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk terus memperbaiki sistem mitigasi bencana,” ujarnya.
Ia juga meminta masyarakat untuk tetap tenang dan memastikan bahwa pemerintah akan hadir untuk memberikan bantuan terbaik.
“Kami meminta warga untuk tidak panik dan tetap bersabar. Pemerintah pasti akan hadir untuk membantu. Mari kita berdoa agar bencana ini segera berlalu dan kita semua diberi kekuatan dalam menghadapinya,” pungkasnya.
Banjir yang melanda Kota Padangsidimpuan kali ini menjadi salah satu yang terparah dalam beberapa tahun terakhir.
Dengan curah hujan yang masih tinggi, warga diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pemerintah serta petugas di lapangan.
Sementara itu, upaya evakuasi dan penyaluran bantuan terus dilakukan guna membantu warga terdampak.
(P.Harahap)