Dilihat: 4x

Padangsidimpuan, jurnalpolisi.id

Kasus dugaan pembobolan rekening Bank Rakyat Indonesia (BRI) kembali menyeruak. Kali ini menimpa Rudi Siregar, warga Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, Sumatera Utara. Dana tabungannya senilai Rp579,3 juta raib tanpa jejak. Hingga kini, ia belum mendapat kepastian penyelesaian dari pihak bank.

Rudi, nasabah BRI sejak 2016 di Unit Willem Iskandar, Medan, menceritakan kejadian bermula pada 23 Juli 2025. Saldo rekening yang biasanya menjadi tempat masuk gaji, mendadak tinggal Rp164 ribu. “Saya kaget. Uang hasil kerja bertahun-tahun lenyap dalam sekejap,” ujarnya keluh Rudi, Kamis 21 Agustus 2025.

Berdasarkan catatan transaksi yang diterimanya dari BRI Cabang Padangsidimpuan, dalam rentang lima menit terjadi empat transfer jumbo. Pukul 10.21, Rp200 juta mengalir ke rekening Diki Firmansyah.

Satu menit berselang, Rp200 juta lagi ke rekening Kartini. Pada 10.23, Rp100 juta berpindah ke rekening lain, disusul Rp79,3 juta ke rekening atas nama Nbmb Nispidja pada 10.25.

Yang membuat Rudi semakin curiga, nominal transfer itu jauh melampaui limit transaksinya. “Limit saya hanya Rp20 juta. Transfer Rp30 juta ke rekening istri saja ditolak. Bagaimana mungkin bisa tembus sampai ratusan juta? Saya menduga ada kebocoran data dan keterlibatan oknum,” katanya.

Rudi menegaskan bahwa ia tidak pernah memiliki akun BRImo. Namun dari keterangan pihak bank, transaksi justru dilakukan melalui aplikasi tersebut. “Rekening saya di-hack oleh oknum lewat BRImo, padahal saya tidak punya BRImo.

Aneh sekali, selama transaksi berlangsung tidak ada kode OTP yang masuk ke Gmail saya, juga tidak ada SMS banking. Seharusnya kan OTP masuk dulu baru bisa tarik uang. Tapi ini tidak ada sama sekali,” ujarnya dengan nada kesal.

Rudi sudah melayangkan somasi ke BRI pada 1 Agustus 2025. Pihak bank kemudian memanggilnya untuk pertemuan. Di sana, BRI menyebut transaksi dilakukan lewat Mobile Banking. Namun bantahan keras datang dari Rudi.

“Saya minta SOP pembuatan BRImo ke pihak bank, tapi mereka tidak mau menjelaskan. Pertemuan berakhir tanpa solusi,” katanya.

Ia mendesak BRI untuk bertanggung jawab dan mengganti kerugian yang dialaminya. “Saya minta pertanggungjawaban penuh dari pihak BRI untuk mengganti uang saya yang hilang. Ini bukan jumlah kecil, ini tabungan hasil kerja saya bertahun-tahun,” ucapnya.

Kasus tersebut kini ditangani Polres Padangsidimpuan. Laporan sudah teregister dengan nomor STTPL/B/343/VII/2025/SPKT/POLRES PADANGSIDIMPUAN/POLDA SUMUT. Kepala Satuan Reskrim Polres Padangsidimpuan, AKP H. Nambah, mengatakan pihaknya berkoordinasi dengan Polda Sumut karena masuk ranah kejahatan siber.

Upaya wartawan untuk meminta klarifikasi kepada pimpinan BRI Cabang Padangsidimpuan belum berhasil. Pihak bank beralasan pimpinan sedang berada di luar kota.

Rudi baru mengetahui tabungannya raib setelah mencoba menarik Rp300 ribu di ATM pada 31 Juli 2025. Layar mesin hanya menampilkan pesan “Saldo Anda Tidak Cukup”.

Ketika dicek ulang, tabungannya tinggal Rp164 ribu. “Saya akan terus mencari keadilan. Tabungan saya di BRI seharusnya aman, bukan malah hilang tanpa jejak,” katanya.(P.Harahap)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *