Limbonang, jurnalpolisi.id
4 Agustus 2025 — Tradisi adat Minangkabau kembali hidup dan semarak di Nagari Limbonang, Kabupaten Lima Puluh Kota, Kota Payakumbuh, melalui kegiatan Baralek Pangulu dalam rangka Malewakan Gala Niniak Mamak yang berlangsung khidmat dan meriah di Balai Adat Nan Panjang Koto Laweh, Senin (4/8/2025).
Acara adat sakral tersebut dihadiri oleh Gubernur Sumatera Barat, H. Mahyeldi, SP, dan Bupati Kabupaten Lima Puluh Kota, H. Afni Sikumbang, yang menambah semarak dan kekhidmatan prosesi pelantikan serta pengukuhan gala (gelar) bagi para niniak mamak dari berbagai suku dan kaum di Nagari Limbonang.
Dalam adat Minangkabau, keberadaan pengulu (datuk) sangat penting bagi tatanan sosial kaum. Seorang pangulu tidak hanya sebagai pemimpin adat, tetapi juga sebagai pelindung dan pembimbing anak kemenakan. Ia menjadi tempat bertanya, penentu arah, dan penjaga nilai-nilai adat yang telah diwariskan turun-temurun. Seperti pepatah Minang menyebut, “Anak dipangku, kemenakan dibimbing”, mencerminkan besar dan beratnya amanah yang dipikul oleh seorang pangulu.
Lebih dari itu, peran pangulu digambarkan sebagai “basinggulung batu”—teguh memegang prinsip dan adat dalam keseharian. Ketaatan anak kemenakan kepada pangulu pun ditandai dengan pepatah adat “Pai mambari kaba, pulang mambari barito”, yang menggambarkan bahwa setiap gerak langkah pangulu senantiasa membawa nilai, berita, dan keteladanan bagi kaumnya.
Salah satu anak kemenakan dari Suku Pagar Cancang, Jack Libanon, yang juga merupakan Dewas DPP PPAI perantau di Pekanbaru, turut hadir dan menyampaikan rasa haru serta kebanggaannya atas semangat adat dan kebersamaan yang kental dalam acara tersebut.
“Semangat kebersamaan sangat terasa, ini membuktikan bahwa konsep ‘Basamo Mako Kajadi’ benar-benar hidup di tengah masyarakat. Dengan kekompakan dan gotong royong, acara adat sebesar ini bisa terlaksana dengan baik,” ujar Jack Libanon.
Acara ini menjadi momentum penting dalam menguatkan kembali nilai-nilai adat Minangkabau, memperkokoh hubungan anak kemenakan dengan niniak mamak, serta mempererat tali silaturahmi antar-kaum di Nagari Limbonang. Tradisi adat seperti ini tidak hanya menjadi warisan budaya, tetapi juga sumber inspirasi untuk membangun masyarakat yang harmonis dan beradab.
Penulis: Asmadi