Dilihat: 7x

Bandung – jurnalpolisi.id

Operasi Pekat II Lodaya 2025 yang digelar Polda Jawa Barat sejak awal Mei mulai menunjukkan hasil nyata. Hingga hari kedelapan pelaksanaan, aparat berhasil menangkap 36 dari 44 target pelaku premanisme, serta mengamankan 109 orang lainnya yang terlibat aksi mengganggu ketertiban.

Kapolda Jabar Irjen Pol Rudi Setiawan mengungkapkan bahwa hingga Jumat (9/5/2025), total 99 kasus telah ditangani, termasuk di kawasan publik seperti terminal, pasar tradisional, proyek pembangunan, hingga lokasi rawan konflik tanah dan hiburan malam.

“Ini menunjukkan keseriusan Polda Jabar dalam menjamin rasa aman masyarakat. Operasi ini bukan hanya soal penindakan, tapi juga pencegahan, termasuk terhadap pelaku yang beroperasi secara digital,” ujar Rudi dalam keterangan resminya.

Dalam operasi tersebut, aparat juga menyita sejumlah barang bukti, seperti 42 senjata tajam, satu airsoft gun, 15 unit sepeda motor, empat mobil, delapan ponsel, puluhan dokumen, serta uang tunai senilai Rp 1,3 juta lebih. Operasi ini dikerahkan dengan total 935 personel gabungan dari Polda dan jajaran wilayah.

Salah satu kasus menonjol terjadi di Pasar Caringin, Bandung, di mana kelompok pelaku melakukan pungli terhadap sopir kendaraan niaga. Modusnya, sopir dipaksa membayar uang parkir ilegal tanpa dasar hukum. Ada juga kasus premanisme yang melibatkan pemaksaan penjualan minuman di kawasan publik.

Tak hanya itu, insiden viral di Ciamis saat bulan Ramadan pun turut diungkap. Sekelompok preman ditangkap usai melakukan aksi kekerasan di Pasar Ramadan. Polisi menyebut aksi itu sempat meresahkan warga dan mencuat di media sosial.

Ketegangan juga sempat terjadi saat aksi Hari Buruh di Taman Dago, Kota Bandung. Seorang mahasiswa diamankan karena membawa senjata tajam dan tongkat pemukul. Sementara tiga pelaku lainnya kini ditahan usai merusak mobil patroli milik Polsek Kiaracondong.

Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Hendra Rochmawan, menyebut sejumlah wilayah lain seperti Subang dan Bogor juga tak luput dari pengawasan. Di kawasan industri Smartpolitan, Subang, ditemukan pungutan fiktif terhadap sopir logistik. Sedangkan di Pasar Bogor, pelaku premanisme menggunakan modus penjualan kue secara paksa dan pengelolaan parkir liar bersenjata tajam di sekitar Cafe Bajawa.

“Premanisme tidak boleh dibiarkan tumbuh, apalagi mengancam ketertiban dan rasa aman warga. Kami ingin masyarakat merasa terlindungi dan berani melapor jika mengalami tekanan atau intimidasi,” tegas Irjen Rudi.

Polda Jabar menargetkan operasi yang masih berjalan hingga 10 Mei ini bisa dituntaskan dengan maksimal. Selain menciptakan keamanan, langkah ini juga diharapkan dapat mendukung iklim investasi yang kondusif di Jawa Barat.

Sumber: Dikeluarkan oleh Bid Humas Polda Jabar | Bandung 9 Mei 2025
Jurnalpolisi.id – (M. Yusup)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *