Tapanuli Selatan, jurnalpolisi.id
Mobil angkutan Crude Palm Oil (CPO) milik PT Austindo Nusantara Jaya (ANJ) AGRI Siais diduga beroperasi dengan tonase melebihi kapasitas yang ditentukan, sehingga berpotensi merusak infrastruktur jalan di wilayah Tapanuli Selatan.
Ketua Naposo Nauli Bulung (NNB) Tapanuli Selatan, Riski Abadi Rambe, mengungkapkan bahwa setiap hari setidaknya 14 unit mobil angkutan CPO PT ANJ AGRI Siais beroperasi, bahkan jumlahnya meningkat menjadi 20 hingga 40 unit per hari saat musim panen buah sawit.
“Pada tahun 2024, jalan di Angkola Selatan telah diperbaiki melalui anggaran APBD Tapsel. Namun, saat ini kondisi jalan yang baru selesai diperbaiki tersebut sudah mulai mengalami kerusakan dan bergelombang.
Kami menduga kuat hal ini disebabkan oleh mobil CPO PT ANJ AGRI yang melebihi tonase dan tidak sesuai dengan kapasitas jalan,” ujar Riski.
Atas dugaan ini, Riski telah beberapa kali menggelar aksi unjuk rasa untuk mendesak pihak terkait mengambil tindakan.
Namun, setiap kali aksi akan dilakukan dan surat pemberitahuan disampaikan ke Polres Tapsel, pihak PT ANJ AGRI justru menghentikan sementara operasional mobil CPO mereka.
Selain itu, Riski mengaku telah melakukan pertemuan dengan pihak Humas PT ANJ AGRI, yang difasilitasi oleh Dinas Perhubungan Tapsel, guna meminta klarifikasi terkait tonase muatan mobil CPO tersebut. Namun, hingga kini, belum ada jawaban pasti dari pihak perusahaan.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, mobil angkutan CPO PT ANJ AGRI Siais dipihak-ketigakan kepada beberapa perusahaan transportasi, yakni Mujur Trans, Maju Beresa, dan Paket Mama.
Ketika awak media mencoba meminta konfirmasi kepada Humas PT ANJ AGRI Siais melalui telepon dan WhatsApp, pihak humas menolak panggilan dan tidak memberikan tanggapan atas pertanyaan yang diajukan.
Sikap tertutup ini semakin menimbulkan pertanyaan terkait transparansi perusahaan dalam menanggapi dugaan pelanggaran tonase yang berpotensi merusak infrastruktur jalan.
Riski menegaskan bahwa Pemerintah Daerah (Pemda) Tapanuli Selatan perlu melakukan evaluasi menyeluruh terkait kapasitas jalan dan tonase muatan mobil CPO PT ANJ AGRI.
Ia berharap pemerintah daerah segera mengambil langkah konkret guna mencegah kerusakan jalan yang lebih parah dan memastikan keselamatan pengguna jalan lainnya.
“Kami meminta Pemda Tapsel untuk serius menangani masalah ini. Jika dibiarkan, dampaknya bukan hanya pada infrastruktur, tetapi juga pada masyarakat yang setiap hari menggunakan jalan tersebut,” pungkasnya.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak PT ANJ AGRI Siais belum memberikan tanggapan resmi terkait dugaan kelebihan tonase kendaraan yang beroperasi di jalan Angkola Selatan.
(P.Harahap)