Padangsidimpuan, jurnalpolisi.id
Dugaan sindikat perdagangan manusia kembali mencuat di Kota Padangsidimpuan. Seorang pria bernama Muhammad Syandi Rio Sinaga (31) melaporkan bahwa istrinya, Siti Rohaijah, menjadi korban dugaan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) setelah diberangkatkan secara ilegal ke Malaysia oleh seorang agen tenaga kerja berinisial “L”.
Hingga kini, Siti belum diketahui keberadaannya sejak keberangkatannya pada 22 Januari 2025. Rio telah melaporkan kasus ini ke Badan Perlindungan Migran Indonesia (BPMI) di bawah naungan Kementerian Luar Negeri, namun belum mendapatkan kepastian tentang nasib istrinya.
Rio Menyelidiki Keberadaan Istrinya
Setelah kehilangan kontak dengan istrinya, Rio mencoba mencari informasi langsung ke Kota Padangsidimpuan. Ia menemui seorang wanita paruh baya berinisial “L”, yang diduga sebagai agen tenaga kerja ilegal yang mengirim Siti ke Malaysia.
Dari hasil penyelidikan pribadinya, Rio menemukan bahwa Siti berangkat ke Malaysia dengan paspor yang dibuat melalui bantuan “L”. Hal ini dikonfirmasi oleh seorang pegawai Imigrasi Sibolga berinisial “SH”, yang mengaku bahwa paspor Siti dibuat atas permintaan “L” dengan alasan perjalanan wisata, bukan untuk bekerja.
Kecurigaan semakin kuat ketika Rio mempertanyakan kepada “L” mengapa paspor Siti dibuat untuk keperluan wisata, padahal kenyataannya digunakan untuk bekerja. Sejak saat itu, komunikasi antara Rio dan “L” terputus.
Upaya Rio Mengelabui “L”
Tak ingin tinggal diam, Rio berinisiatif membuat akun WhatsApp (WA) baru dan berpura-pura menjadi Siti untuk menghubungi “L”. Dalam percakapan tersebut, “L” tampak terkejut dan langsung menunjukkan sikap defensif.
“Bu, ini WA baru aku, Siti,” tulis Rio dalam pesannya.
“L” langsung membalas dengan nada curiga, “Loh, kau bisa pakai WA?”
Rio kemudian membalas, “Iya, bu, aku pulang saja.”
Tanggapan “L” semakin mencurigakan. Ia membalas dengan nada mengancam, “Kau ya, Siti! Jangan cari masalah sama aku! Kujemput kau sekarang!”
Dari percakapan ini, Rio semakin yakin bahwa “L” adalah pihak yang bertanggung jawab atas keberangkatan istrinya ke Malaysia.
Muncul Nama Ahmad, Diduga Penampung TKI Ilegal di Malaysia
Setelah berpura-pura menjadi Siti, Rio tiba-tiba mendapat pesan WhatsApp dari nomor Malaysia yang mengaku sebagai Ahmad. Pria ini bertanya mengapa Siti ingin pulang, padahal ia sudah mengantarkannya ke majikan di Malaysia.
Dari percakapan ini, Rio menyimpulkan bahwa Ahmad adalah penampung tenaga kerja ilegal yang bekerja sama dengan “L”. Ahmad tampaknya menjadi bagian dari jaringan sindikat perdagangan manusia yang menyalurkan pekerja dari Indonesia ke Malaysia secara ilegal.
Pengakuan Mengejutkan “L”
Ketika dikonfirmasi oleh pengacara Rio, Ary Azi, SH, serta beberapa wartawan, “L” mengakui bahwa ia memang memberangkatkan tenaga kerja ke Malaysia melalui jalur pribadi.
“Siti dibawakan ke saya melalui seseorang di Facebook bernama Riri. Macam-macam lah namanya,” kata “L” saat diwawancarai.
Lebih lanjut, “L” juga mengungkap bahwa Siti membayar Rp 2 juta untuk pengurusan paspornya.
“Kau ganti paspor, kau bayar 2 juta sama saya. Intinya ada kesepakatan, kau mau, aku mau, jadi sama-sama jalan,” ujar “L”.
Meski mengakui bahwa jalur yang ia gunakan salah, “L” berdalih bahwa ia hanya membantu orang yang butuh pekerjaan.
“Kalau melalui pencari kerja resmi, panjang prosesnya. Harus ke Disnaker, ikut pelatihan tiga bulan. Orang mana tahan nunggu tiga bulan tanpa makan?” dalihnya.
Namun, di sisi lain, “L” juga menyadari bahwa tindakannya melanggar hukum.
“Semua ini salah kalau ada yang keberatan. Tapi kalau tidak keberatan, kenapa harus salah? Tidak semua peraturan itu bisa dijalankan. Banyak loh yang salah!” imbuhnya.
Dugaan Sindikat TPPO dan Tuntutan Tindakan Hukum
Kasus ini mengindikasikan adanya sindikat perdagangan manusia yang beroperasi di Kota Padangsidimpuan, dengan jaringan hingga Malaysia. Praktik pengiriman tenaga kerja ilegal ini diduga melibatkan lebih dari satu orang, termasuk agen perekrut seperti “L” dan penampung tenaga kerja di Malaysia seperti Ahmad.
Rio berharap pihak berwenang segera mengusut kasus ini dan menemukan istrinya sebelum terlambat.
“Saya hanya ingin istri saya kembali. Saya akan terus mencari kebenaran sampai menemukan dia,” tegas Rio.
Pihak kepolisian dan instansi terkait diharapkan segera turun tangan untuk mengungkap jaringan ini serta menindak para pelaku agar tidak ada lagi korban perdagangan manusia di kemudian hari.(Tim Investigasi)